Ahlan Wa Sahlan di Official Weblog Komunitas Tadabbur Al-Quran (KontaQ)

TadabburQu Washilah Dakwahku (VI/G1)

Rubrik Tadabburqu
"TadabburQu Washilah Dakwahku"
Edisi VI/30 Mei/P62/2015

ID KontaQ       : M43iyy
Surah & Ayat  : QS. Asy Syu'aro {41-42}
TadabburQu:
Di ayat 41-42 pada saat Fir’aun mengumpulkan para penyihir, mereka mengajukan imbalan jika mereka menang melawan Musa. Fir’aun pun menjanjikan mereka akan menjadi orang-orang paling dekat dengannya jika mereka memenangkan pertarungan tersebut.
Apa yang dapat kita lihat dari ayat tersebut? Jika kita coba mentadabburi ayat ini, bisa jadi kita bisa menyaksikan hal yang demikian dalam keseharian hidup kita, banyak manusia yang berlagak layaknya para tukang sihir Fir'aun.
Begitulah sikap dari orang-orang yang bertindak/mengerjakan sesuatu hanya berdasarkan berapa banyak imbalan yang bisa mereka dapat, mengambil untung dari setiap keadaan.
Manusia-manusia ini rela mengabaikan hak-hak orang lain, berbohong, menipu, mengeluarkan segala keahlian mereka demi melesatnya kedudukan mereka di pucuk tertinggi bersanding dengan pimpinan yang mereka usung.
Seperti itulah sikap dari orang-orang yang bekerja hanya berdasarkan hawa nafsu mencari untung, bukan didasarkan oleh iman.
Semoga orang-orang tersebut bisa ikut KontaQ dan ikut mentadabburkan ayat-ayat Al-Quran. Agar bukan hanya kita saja yang bisa mengambil ibroh dari kisah umat terdahulu. Hee..
Wassalam.

*********************************
ID KontaQ       : 3llym
Surah & Ayat  : QS. Asy Syu'aro {69-122}
TadabburQu   :
Kisah Ibrahim dan Nuh Dalam QS. Asy Syu'aro {26: 69-122}

//Kesombongan yang Menyamar//
Sombong seperti menjaga gengsi, prestise, menganggap diri lebih dari yang lain serta mengagungkan budaya nenek moyang telah menyesatkan kaum Ibrahim dan Nuh. Nyatalah kesombongan adalah sifat yang berbahaya.
Wajar dalam sebuah hadits dikatakan bahwa tidak akan masuk surga orang yang dalam dirinya ada kesombongan walaupun sebesar biji sawi (inti atom).
Ada sikap sombong yang mungkin selama ini tidak kita sadari tumbuh subur dalam diri kita, yaitu sikap acuh dan abai, kalau dalam kasus kita sekarang: tidak menunjukkan sikap bersemangat dalam menuntut ilmu.
Analoginya begini,  admin ditengah kesibukannya mengurus tugas utama serta tugas lain, tak pernah absen menyiapkan materi untuk kita tadabburi. Apakah kita mentadabburi seperti yang diharapkan atau acuh?!
Setiap jum'at ada yang menyiapkan soal untuk kita isi, menyiapkan link evaluasi, mengcopy soal supaya gampang untuk dijawab via whatsapp. Itu semua tentu tidak mudah. Kita sebagai anggota hanya diharapkan  membaca kembali materi satu minggu dan mengumpulkan jawaban.
Coba tanya dalam diri, selama bergabung sudah berapa kali  evaluasi dikerjakan?
"Ah... evaluasinya gampang, aku sudah tahu!" 
"Aku tak punya waktu"
"Aku lupa"
Nah ini maksudku kawan, ini sombong yang menyamar dalam hati. Coba bandingkan dengan sikap salaf terdahulu "Kusimak dia sepenuh hati dan jiwa seakan-akan ini pertama kali aku mendengarnya, padahal aku telah menghafal haditsnya, jauh sebelum dia lahir ke dunia. (Atha' ibn Abi Rabah).
Mereka bersemangat dengan ilmu. Jadi tidak mudah lupa dan tidak abai pada ilmu yang diberikan.
Pengorbanan pengurus group tadabbur tidak berhenti disitu, hasil evaluasi  dikoreksi supaya bisa meluruskan pemahaman kita yang keliru dan memberi motivasi  mengerjakan evaluasi berikutnya. Ditambah dengan  konsultasi pertanyaan tanpa bayar. Semuanya gratis dan kita tinggal duduk manis menunggu jawaban.
Betapa banyak yang lupa disyukuri.
Bersyukur tidak hanya dengan ungkapan terima kasih, harus ada sikap yang menunjukkan kita memanfaatkan nikmat tersebut dengan sebaik-baiknya.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu" (Ibrahim:7)
Pantaslah ilmu ku tak bertambah...
Aku telah abai dan acuh....
Oh.. diri jangan kau abaikan ilmu, apa yang membuatmu acuh selama ini?! Bersegeralah dan tunjukkan girah. 
Bertambah ilmu, bertambahlah hidayah.
Tulisan ini ditujukan untuk diriku dan mengajakmu kawan. Aku akan menanti evaluasiku, mungkin yang kedua, entahlah..
Berniat mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Hamasah !!!
Katakan minggu ini kau tak biarkan aku mengerjakannya sendiri!

*********************************
ID KontaQ       : 4ku123
Surah & Ayat  : QS. Asy Syu'aro { 128-129 }
TadabburQu:
Dua ayat ini bikin kaget. Kebangetan deh yang bilang Al Qur'an tidak relevan dengan kehidupan sekarang. Sesat triple kuadrat tuh orang. Semoga diberi hidayah.
Coba lihat ayat ini:
128. Apakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati,
129. Dan kamu membuat benteng-benteng dengan harapan kamu hidup kekal?
Ini cerita kaum 'Ad.
Sekarang juga terjadi pada orang-orang jetset alias kaya raya, baik dari bisnisman ataupun artis, banyak kan yang punya rumah mewah, mansion, istanalah gitu ya, temboknya tinggi, halamannya luas, ada yang punya pulau juga, tapi sayang tidak mereka tempati, sesekali saja dikunjungi.
Itu investasi mereka tau!!
Sutralah mau investasi kek, tabungan kek, simpanan anak cucu kek, Al qur'an menggambarkan itu karakter kaum 'Ad. Kaum terdahulu yang sesat dan dibinasakan. Ih... nggak banget dah!
Setan telah menyamarkan yang haq padahal itu kebatilan: mubazirun.. hehe
and juga ingat nggak ada hadits "siapa yang menyerupai suatu kaum, sesungguhnya dia telah jadi bagian kaum tersebut". Betul nggak sih haditsnya? Kira-kira begitulah ya! Hehee...
Sejarah pasti berulang, dengan bentuk dan format yang berbeda, tapi inti kisahnya sama: cinta dunia, tidak percaya akhirat, tapi takut mati merupakan katakter orang-orang merugi.

*******************************************
Komunitas Tadabbur Al-Quran (KontaQ)

********************************************
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Log | CW | JT | MT
Copyleft © 2016. KontaQ-Komunitas Tadabbur Al-Quran - Seluruh Materi Tadabbur dalam Blog ini bersumber dari Mushaf Tadabbur (Qur'an Karim Terjemah, Makna Perkata dan Tadabbur ayat) Karya Ustadz Fathuddin Ja'far, MA yang diterbitkan oleh Penerbit Al-Bayan. Bagi yang ingin mengutip materi tadabbur dari blog ini, kami harapkan agar tetap mencantumkan sumber kutipan dalam upaya meraih keberkahan ilmu.
TC by CW Published by MT
Powered by Webblog