Ahlan Wa Sahlan di Official Weblog Komunitas Tadabbur Al-Quran (KontaQ)
Recent Post
Tampilkan postingan dengan label Juz 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Juz 1. Tampilkan semua postingan

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 127-134


وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ﴿البقرة:١٢٧﴾
127. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah (amal) dari kami. Sungguh Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui”.


رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ ﴿البقرة:١٢٨﴾
128. Ya Tuhan kami! Jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu dan (jadikanlah) anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah taubat kami. Sungguh Engkaulah Yang Maha Penerima taubat, Maha Penyayang.


رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿البقرة:١٢٩﴾
129. Ya Tuhan kami, utuslah ditengah mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan mensucikan mereka. Sungguh Engkaulah yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.


وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلَّا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ ﴿البقرة:١٣۰﴾
130. Dan orang yang membenci agama Ibrahim hanyalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya (Ibrahim) di dunia. Dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang saleh.


إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿البقرة:١٣١﴾
131. (Ingatlah) ketika Tuhannya berfirman kepadanya (Ibrahim): “Berserah dirilah!” Ibrahim menjawab: “Aku berserah diri kepada Tuhan semesta alam”.


وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴿البقرة:١٣٢﴾
132. Dan Ibrahim telah mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. "Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim”.


أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ ﴿البقرة:١٣٣﴾
133. Adakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya berserah diri kepada-Nya”.


تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ وَلَا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿البقرة:١٣٤﴾
134. Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang apa yang dahulu mereka kerjakan.




Tadabbur Ayat:

Ayat 127 – 131 meneruskan kisah Ibrahim dan puteranya Ismail membangun Ka’bah dan kota Mekah. Ka’bah dibangun untuk dijadikan lambang Tauhid bagi kaum Musimin. Sedangkan kota Mekah mereka bangun dengan visi menjadi negeri kaum muslimin yang aman sampai akhir zaman. Ibrahim menjalankan semua upaya pembangunan kota Mekah sebagai ibadah kepada Allah. Sebab itu ia berdoa agar semua aktivitas pembangunan kota Mekah itu diterima Allah. Ibrahim juga meminta bimbingan Allah agar semua sistem yang ia terapkan dan anak cucunya terapkan di kemudian hari adalah sistem Islam, yakni sistem yang bersumber dari Allah dan mengajarkan ketundukan mutlak kepada-Nya.

Agar kota Mekah tetap menjadi negeri yang aman sampai akhir zaman, Ibrahim berdoa agar dilahirkan rasul penutup dari alur keturunannya yang mendiami kota Mekah yang bertugas membacakan ayat-ayat Allah, mengajarkan Al-Kitab (wahyu) dan Al-Hikmah (Sunnah) dan melakukan proses tazkiyatunnafs bagi umatnya. Doa Ibarahim tersebut Allah kabulkan dengan melahirkan Nabi Muhammad Saw. di Mekah sebagai Rasul Allah terakhir.
Ayat 132-134 menjelaskan keberhasilan Ibrahim dan Yakub dalam mendidik anak-anak mereka menjadi generasi Muslim yang memiliki akidah tauhid dan komitmen terhadap Islam sampai akhir hayat, disebabkan:
1. Mengajarkan Islam sebagai sistem hidup yang dipilih Allah untuk kebaikan mereka. Wasiat agar berpegang teguh kepada Islam sampai mati.
2. Mengajarkan Tauhid sebagai landasan ibadah dan syariah. 

Mereka adalah umat terdahulu, sedangkan kita umat akhir zaman. Masing-masing kita akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang kita kerjakan.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 120-126


وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ ﴿البقرة:١٢۰﴾
120. Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.


الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﴿البقرة:١٢١﴾
121. Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barangsiapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.


يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ ﴿البقرة:١٢٢﴾
122. Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu dan Aku telah melebihkan kamu atas semua umat yang lain (pada masa itu).


وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا تَنْفَعُهَا شَفَاعَةٌ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ ﴿البقرة:١٢٣﴾
123. “Dan takutlah kamu kepada hari, (ketika) tidak seorangpun dapat menggantikan (membela) orang lain sedikit pun, tebusan tidak diterima, bantuan tidak berguna baginya, dan mereka tidak akan ditolong.”


وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ ﴿البقرة:١٢٤﴾
124) “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”.”


وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ ﴿البقرة:١٢٥﴾
125. “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka'bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim(45) itu tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud!"


وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَىٰ عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ  ﴿البقرة:١٢٦﴾
126. “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu diantara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian." Dia (Allah) berfirman: “Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa dia ke dalam adzab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."


Catatan Kaki:

45. Ialah tempat Nabi Ibrahim A.s. berdiri ketika membangun Ka‘bah.

Tadabbur Ayat:

Ayat 120 – 123 masih menjelaskan karakater Ahlul Kitab, yakni Yahudi dan Nasrani. Mereka tidak rela terhadap Nabi Muhammad Saw. dan umatnya dan selalu berupaya agar umat Islam murtad dari Islam. Sebenarnya Ahlul Kitab tersebut hanya mengikuti hawa nafsu, bukan didasari wahyu dari Allah, padahal mereka membacanya. Wahyu Allah itu adalah nikmat-Nya yang terbesar untuk mereka. Disayangkan, mereka menolaknya.

Sedangkan ayat 124-126 menjelaskan tentang kesuksesan Nabi Ibrahim A.s melewati ujian dari Allah. Maka Allah menjadikannya pemimpin bagi manusia sampai akhir zaman melalui syariat ibadah haji yang diajarkan padanya dan puteranya Ismail dan Ka’bah yang mereka bangun sebagai Kiblat umat Islam sampai kiamat, serta kota Mekah yang menjadi pusat negeri Islam.
Allah menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim membangun kota Mekah itu dengan visi yang jelas, yakni menjadi sebuah negeri yang aman. Aman bagi manusia mentauhidkan Allah dan menjalankan sistem-Nya. Salah satu faktor menjadi negeri yang aman ialah terwujudnya kesejahteraan ekonomi rakyatnya. Namun, kesejahteraan ekonomi tersebut hanya akan berarti di mata Allah jika didasari iman pada-Nya dan pada akhirat. Kalau tidak, hanya akan menyebabkan penduduknya sengsara di dunia dan akhirat.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 113-119


وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصَارَىٰ عَلَىٰ شَيْءٍ وَقَالَتِ النَّصَارَىٰ لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلَىٰ شَيْءٍ وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتَابَ كَذَٰلِكَ قَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ فَاللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ﴿البقرة:١١٣﴾
113. Dan orang-orang Yahudi berkata: “Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai sesuatu (pegangan),” dan orang-orang Nasrani (juga) berkata: “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu (pegangan),” padahal mereka membaca Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak berilmu, berkata seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili mereka pada hari Kiamat, tentang apa yang mereka perselisihkan.


وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَىٰ فِي خَرَابِهَا أُ ولَٰئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَنْ يَدْخُلُوهَا إِلَّا خَائِفِينَلَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿البقرة:١١٤﴾
114. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya, kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat azab yang berat.


وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴿البقرة:١١٥﴾
115. Dan milik Allah timur dan barat. Kemanapun kamu menghadap di sanalah wajah Allah. Sungguh Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.


وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ ﴿البقرة:١١٦﴾
116. Dan mereka berkata: “Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah, bahkan milik-Nyalah apa yang ada di langit dan di bumi. Semua tunduk kepada-Nya.


بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ ﴿البقرة:١١٧﴾
117. (Allah) Pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.


وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا اللَّهُ أَوْ تَأْتِينَا آيَةٌ كَذَٰلِكَ قَالَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِثْلَ قَوْلِهِمْ تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ قَدْ بَيَّنَّا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ ﴿البقرة:١١٨﴾
118. Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: “Mengapa Allah tidak berbicara dengan kita atau datang tanda-tanda (kekuasaan-Nya) kepada kita?” Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa. Sesungguhnya telah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang yakin.


إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَا تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ الْجَحِيمِ ﴿البقرة:١١٩﴾
119. Sungguh Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan engkau tidak akan dimintai (pertanggung jawaban) tentang penghuni-penghuni neraka.


Tadabbur Ayat:

Ayat 113 dan 114 menjelaskan karakter buruk lain dari kalangan Ahlul Kitab seperti, kalangan Yahudi yang menafikan kebenaran kalangan Nasrani dan begitu juga sebaliknya. Padahal mereka sama-sama membaca Al-Kitab (Taurat dan Injil). Allah akan berikan keputusan terhadap apa yang mereka perbantahkan itu pada hari kiamat nanti.

Mereka juga berupaya melarang orang lain untuk datang ke masjid-masjid Allah untuk beribadah. Perbuatan itu mendapat ancaman dari Allah berupa kehinaan di dunia dan neraka di akhirat kelak. Mereka juga menuduh Allah mempunyai anak. Mahasuci Allah dari apa yang mereka katakan. Dia Pemilik langit dan bumi. Bila Dia berkehendak menciptakan sesuatu, maka Dia hanya berkata: Jadilah. Maka jadilah ia.
Orang-orang yang tidak berilmu dari kalangan kaum musyrik Mekah mengatakan akan beriman kepada Rasul Saw. jika bicara dengan mereka atau mendatangkan bukti kekuasaan-Nya. Hal seperti ini juga dikatakan oleh umat-umat sebelum Muhammad Saw. Nyatanya, setelah bukti-bukti kekuasaan Allah datang, mereka tetap tidak beriman. Sebenarnya, hati mereka tidak bisa memahami kebenaran wahyu yang di bawa Nabi Muhamad Saw. Sungguh Allah telah jelaskan berbagai bukti kekuasaan-Nya dalam Al-Qur’an bagi orang-orang yang mau meyakininya.
Allah mengutus Muhammad Saw. sebagai Rasul-Nya dengan Al-Qur’an yang hak, membawa berita gembira bagi kaum mukmin yang beramal saleh dan peringatan bagi kaum kafir dan yang tidak mau mentaati Allah dan Rasul Saw. Rasul Saw. tidak akan dimintai pertanggung jawaban atas para penghuni neraka itu, karena telah menunaikan amanah risalah Islam dengan sempurna.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 106-112

 
مَا نَنْسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ نُنْسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِنْهَا أَوْ مِثْلِهَا أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿البقرة:١۰٦﴾
106. Ayat yang Kami batalkan atau Kami hilangkan dari ingatan, pasti Kami ganti dengan yang lebih baik atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? 


أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ ﴿البقرة:١۰٧﴾
107. Tidakah kamu mengetahui bahwa Allah memiliki kerajaan langit dan bumi? Dan tidak ada bagimu pelindung dan penolong selain Allah.


أَمْ تُرِيدُونَ أَنْ تَسْأَلُوا رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَىٰ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ ﴿البقرة:١۰٨﴾
108. Ataukah kamu hendak meminta kepada Rasulmu (Muhammad) seperti halnya Musa (pernah) diminta (Bani Israil) dahulu? Barangsiapa mengganti iman dengan kekafiran, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus.


وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿البقرة:١۰٩﴾
109. Banyak diantara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapang dadalah, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.


وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ ﴿البقرة:١١۰﴾
110. Dan laksanakan shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) disisi Allah. Sungguh Alah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.


وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ ﴿البقرة:١١١﴾
111. Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: “Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani”(44). Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar”.


بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿البقرة:١١٢﴾
112. Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan ia berbuat baik, dia mendapat pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.


Catatan Kaki:

44. Orang Yahudi mengatakan, mereka saja yang akan masuk surga. Orang Nasrani mengatakan, mereka saja yang akan masuk surga.



Tadabbur Ayat Al-Qur’an:

Dalam ayat 106-112, Allah mengingatkan umat Islam agar tidak berperilaku seperti yang dilakukan Ahlul Kitab kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak satu ayatpun yang Allah hapus kecuali Dia ganti dengan yang lebih baik, karena Allah itu Maha Berkuasa dan Pemilik jagad raya. Tidak akan ada pelindung dan penolong selain Allah. Sebab itu, hanya Allah sebaik-baik pelindung dan penolong kita.

Ucapan dan sikap yang menyulitkan Rasul Saw. adalah perbuatan yang membatalkan keimanan seperti yang dilakukan oleh Bani Israel terhadap Nabi Musa. Mereka banyak bertanya, bukan karena ingin memahami permasalahan, melainkan untuk menguji, menyulitkan Musa atau menghindar dari perintah Allah seperti pertanyaan-pertanyaan mereka terkait perintah penyembelihan sapi betina sebelumnya.

Allah juga mengingatkan kaum mukmin bahwa banyak dari kalangan Ahlul Kitab yang menginginkan umat Islam itu menjadi murtad dan kembali kepada kekafiran setelah mereka beriman. Hal tersebut disebabkan karena kedengkian yang tertanam dalam diri mereka setelah kebenaran Al-Qur’an nyata bagi mereka. Untuk menghadapi hal tersebut, Allah memerintahkan kaum mukmin agar menjadi manusia pemaaf dan berlapang dada sampai Allah tentukan keputusan-Nya terkait mereka, masuk Islam atau berperang dengan mereka. Sungguh Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allah memerintahkan kaum mukmin menegakkan salat, membayar zakat dan banyak berinfaq di jalan Allah karena semua itu akan menjadi simpanan kebaikan di sisi Allah, yakni di akhirat kelak. Allah Maha Melihat apa yang kita lakukan.
Ahlul Kitab, Yahudi, dan Nasrani mengklaim hanya mereka yang akan masuk surga. Hal itu adalah angan-angan belaka yang tidak memiliki argumentasi yang benar. Padahal yang masuk surga itu hanyalah orang-orang yang beriman dan tunduk kepada sistem Allah dan para Rasul-Nya, termasuk Rasul Muhammad Saw.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 102-105

اتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ ﴿البقرة:١۰٢﴾
102. Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir, tetapi syaitan-syaitan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seorang pun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang dapat memisahkan antara seorang (suami) dengan isterinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya, kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu.


وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ خَيْرٌ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ ﴿البقرة:١۰٣﴾
103. Dan jika mereka beriman dan bertakwa, pahala dari Allah pasti lebih baik, sekiranya mereka tahu.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوا وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿البقرة:١۰٤﴾
104. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu katakan, “Raa´inaa(43), tetapi katakanlah: “Unzhurnaa”, dan dengarkanlah. Dan orang-orang kafir akan mendapat adzab yang pedih.


مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ ﴿البقرة:١۰٥﴾
105. “Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya kepadamu suatu kebaikan dari Tuhanmu. Tetapi secara khusus Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Dan Allah pemilik karunia yang besar.”


Catatan Kaki:

(43) Rā’inā artinya perhatikanlah kami. Tetapi orang Yahudi bersungut mengucapkannya, sehingga yang mereka maksud ialah Ru‘ūnah yang artinya bodoh sekali, sebagai ejekan kepada Rasulullah. Itulah sebabnya Allah menyuruh sahabat-sahabat menukar kata Rā’inā dengan Unzurnā yang sama artinya dengan Rā’inā.

Tadabbur Ayat:
Ayat 102 – 105 menjelasakan kedurhakaan lain dari Bani Israel atau Ahlul Kitab. Di antaranya, mengikuti mantra-mantra yang dibacakan setan di zaman Nabi Sulaiman. Apakah mereka mengira Sulaiman sudah kafir? Padahal yang kafir itu adalah para setan itu. Setan mengajarkan kepada manusia ilmu sihir dan apa yang diajarkan malaikat Harut dan Marut di negeri Babilonia, seperti ilmu memisahkan suami isteri dan hal-hal yang memberi mudarat kepada mereka dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Kedua malaikat tersebut mewanti-wanti mereka bahwa mereka adalah ujian dari Allah, bukan untuk diikuti.

Semua itu tidak akan memberi mudarat kepada siapapun dari kalangan mereka kecuali dengan izin Allah. Ilmu sihir tersebut juga mereka gunakan untuk mendapatkan harta. Perbuatan tersebut sangatlah buruk di mata Allah. Allah tidak akan berikan kepada mereka

kebaikan akhirat. Sayang mereka tidak menyadarinya. Kalau saja mereka beriman kepada Al-Qur’an dan Muhammad Saw. serta bertakwa kepada Allah, pasti itu lebih baik bagi mereka dan mereka mendapatkan balasan yang lebih baik pula dari Allah, kalau mereka memahaminya.


Sebab itu, Allah memperingatkan kaum mukmin agar tidak meniru perilaku mereka dan jangan tiru ucapan mereka kepada Rasul Saw. “rā’inā, ganti dengan “Unzurnā” dan dengarkan Rasul Saw. dengan baik. Menghina Rasul Saw. adalah perbuatan kekufuran yang menyebabkan masuk neraka. Sebenarnya Ahlul Kitab dan orang-orang musyrik itu tidak rela umat Islam itu mendapatkan karunia Al-Qur’an. Padahal Allah-lah yang berhak menentukannya.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 94-101

قُلْ إِنْ كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الْآخِرَةُ عِنْدَ اللَّهِ خَالِصَةً مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
94. Katakanlah (Muhammad): “Jika negeri akhirat di sisi Allah, khusus untukmu saja bukan untuk orang lain, maka mintalah kematian, jika kamu orang yang benar.


وَلَنْ يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ
95. Tetapi mereka tidak akan menginginkan kematian itu sama sekali, karena dosa-dosa yang telah dilakukan tangan-tangan mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang zalim.


وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَىٰ حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
96. Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi) manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik.(42)Masing-masing dari mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari adzab. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.


قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ
97. Katakanlah (Muhammad): “Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkannya (Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman".


مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِلَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ
98. Barangsiapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir.


وَلَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا الْفَاسِقُونَ
99. Dan sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kepadamu (Muhammad), dan tidak ada yang mengingkarinya, melainkan orang-orang yang fasik.


أَوَكُلَّمَا عَاهَدُوا عَهْدًا نَبَذَهُ فَرِيقٌ مِنْهُمْ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
100. Dan mengapa setiap kali mengikat janji, sekelompok mereka melanggarnya? Sedangkan sebagian besar mereka tidak beriman.


وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ كِتَابَ اللَّهِ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
101. Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul (Muhammad) dari Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebagian dari orang-orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah).


------------
Catatan Kaki
(42) Musyrik adalah orang yang mempersekutukan Allah dengan yang lain.
------------

Tadabbur Ayat:
Ayat 94 – 101 masih berkisah tentang perilaku buruk Bani Israel. Mereka mengklaim hanya mereka yang akan masuk surga. Lalu, Allah menguji kebenaran klaim tersebut dengan ujian yang riil, yakni mencintai mati di jalan-Nya. Faktanya, mereka sama sekali tidak menginginkan kematian itu karena banyaknya dosa yang mereka lakukan. Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim dan menyekutukan-Nya.

Allah juga mengabarkan pada kita bahwa manusia yang paling rakus terhadap kehidupan dunia ialah kaum Yahudi dan kaum yang menyekutukan Allah. Mereka bukan hanya takut mati, akan tetapi juga ingin hidup 1.000 tahun. Kendati diberi Allah umur 1.000 tahun, mereka tidak akan mampu menjauhkan diri mereka dari adzab Allah. Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
Allah menjelaskan, menolak Al-Qur’an dan Nabi Muhammad Saw. itu sama dengan kafir dan memusuhi Allah, para malaikat, para Rasul-Nya, malaikat Jibril dan Mikail. Allah menjadi musuh kaum kafir.
Al-Qur’an itu diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. dengan ayat-ayat yang menjelaskan semua perkara yang dibutuhkan manusia agar mereka hidup lurus sesuai yang diinginkan Alllah. Al-Qur’an juga menjelaskan perilaku Ahlul Kitab atau Bani Israel agar dapat kita jadikan pelajaran. Orang yang ingkar pada Al-Qur’an itu adalah orang yang fasik.
Sekelompok Bani Israel atau Ahlul Kitab itu suka ingkar janji dengan Allah, menolak wahyu Allah dengan sadar dan kebanyakan mereka tidak mau beriman kepada Nabi Muhammad Saw. dan Al-Qur’an. Bahkan ketika Rasul Muhammad Saw. diutus Allah dan membenarkan Kitab Taurat yang Allah turunkan untuk mereka, segolongan dari mereka menolaknya seakan mereka tidak mengetahuinya.
 
Support : Log | CW | JT | MT
Copyleft © 2016. KontaQ-Komunitas Tadabbur Al-Quran - Seluruh Materi Tadabbur dalam Blog ini bersumber dari Mushaf Tadabbur (Qur'an Karim Terjemah, Makna Perkata dan Tadabbur ayat) Karya Ustadz Fathuddin Ja'far, MA yang diterbitkan oleh Penerbit Al-Bayan. Bagi yang ingin mengutip materi tadabbur dari blog ini, kami harapkan agar tetap mencantumkan sumber kutipan dalam upaya meraih keberkahan ilmu.
TC by CW Published by MT
Powered by Webblog