Ahlan Wa Sahlan di Official Weblog Komunitas Tadabbur Al-Quran (KontaQ)
Recent Post
Tampilkan postingan dengan label Al-Baqarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Al-Baqarah. Tampilkan semua postingan

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 283-286

وَإِنْ كُنْتُمْ عَلَىٰ سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا فَرِهَانٌ مَقْبُوضَةٌ فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ  ﴿البقرة:٢٨٣﴾
283. Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, Rabbnya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barang siapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ  ﴿البقرة:٢٨٤﴾
284. Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ  ﴿البقرة:٢٨٥﴾

285. Rasul (Muhammad) telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul rasul-Nya. Dan mereka berkata, Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Rabb kami, dan kepadaMu tempat kembali.

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚلَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ   ﴿البقرة:٢٨٦﴾


286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), Wahai Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Wahai Rabb kami, janganlah Kamu bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.

Tadabbur Ayat:

Ayat 283 masih berbicara soal sistem ekonomi Islam yang mengharuskan pelaksanaannya secara profesional. Di antaranya, jika saat berpergian ke negeri lain dan tidak ada yang bisa menjadi pencatat (notaris)-nya, maka boleh dengan menerapkan sistem jaminan. Namun, kalau saling percaya dan saling memiliki sifat takwa, maka boleh tanpa jaminan. Yang diberi hutang, hendaklah amanah dalam menunaikan hutang. Yang menjadi saksi, hendaklah ia jujur dalam kesaksiannya. Jangan sekali-kali menyembunyikan kesaksian, karena menyembunyikan kesaksian itu tanda hati masih kotor dan suka menyimpan niat buruk. Allah Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan.

Ayat 284-286 menegaskan prinsip dasar Islam, termasuk ekonominya yang berbasis Allah Pemilik apa yang ada di langit dan di bumi. Harta itu, pada hakikatnya milik Allah yang dititipkan pada siapa yang dikehendaki-Nya. Sebab itu, tidak ada sistem hidup yang melebihi kecanggihan sistem yang diciptakan oleh Pemilik langit dan bumi, yakni Allah Taala.

Sistem hidup tersebut telah pula diamanahkan kepada para Rasul-Nya untuk dijelaskan kepada manusia dan diterapkan dalam kehidupan, termasuk apa yang dibawa Nabi Muhammad saw. Iman kepada Allah, para Rasul-Nya, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya dan akhirat menjadi landasan mutlak dalam penerapan sistem ekonomi dan sistem-sistem lainnya. Dalam pelaksanaannya, bisa saja kita lakukan secara bertahap dan terencana dengan matang. Kunci-nya, kita harus bekerja keras memahami dan menerapkannya. Semoga Allah ampunkan kita atas kesalahan, kelemahan kita dan menolong kita dari ancaman dan hambatan orang-orang kafir dalam penerapan sistem Islam.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 282

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ  ﴿البقرة:٢٨٢﴾


282. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Rabb-nya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun daripadanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk batas waktunya baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh, hal itu suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tadabbur Ayat:

Ayat 282 ini ayat terpanjang dalam Al-Quran. Menjelaskan dasar-dasar sistem akuntansi dan sistem jual beli, yaitu mencatat hutang piutang dengan baik dan rinci. Sebab itu, mencatat transaksi jual beli yang dilakukan dengan tidak tunai hukumnya wajib.

Hal-hal yang harus terpenuhi mencakup: masa hutang, pencatatnya harus memiliki sifat adil dan  syarat-syarat yang diterapkan harus dapat diterima oleh yang berhutang, bukan sesuai kehendak yang menghutangi seperti sistem riba atau kapitalisme sekarang. Jika yang berhutang itu orang bodoh, atau lemah, atau tidak mampu mendiktekan persyaratannya, maka walinya yang melakukannya. Harus ada dua saksi yang menyaksikan, khususnya jika transaksinya besar. Kalau tidak ada dua saksi dari laki-laki, maka satu laki-laki digantikan dengan dua wanita. Para saksi harus siap saat diperlukan kesaksian mereka di pengadilan atau di luar pengadilan. Catatan transaksi harus detil, mencakup semua masalah besar maupun kecil. Inilah sistem yang paling kuat menghilangkan keragu-raguan dan sangat menjamin para pihak jika terpaksa harus dibawa ke pengadilan dalam memutuskan perselisihan di antara mereka. Jika jual beli atau transaksi bisnis itu dilakukan dengan tunai, maka boleh tidak dicatat, namun tetap harus ada dua orang saksi yang adil, khususnya jika transaksi tersebut besar nilainya. Sedangkan para pencatat dan para saksi tidak boleh curang karena curang itu termasuk perbuatan maksiat pada Allah.

Kalau kita perhatikan dengan teliti, sejak dari ayat 177 yang membahas masalah keimanan, sosial, akhlak, diteruskan dengan pembahasan hukum pidana, perdata, shaum Ramadhan,  sistem mencari harta, ibadah haji, infak fii sabilillah, sistem perang, hijrah, jihad, membangun rumah tangga dan permasalahan-permasalahan yang terkait dengannya, sistem ekonomi dan sampai kepada sistem akuntansi Islam ini dapat kita petik hikmah besar, yakni semua sistem Islam itu, apakah ibadah, jihad, hukum, perundang-undangan, akhlak, bisnis dan ekonomi erat kaitannya dengan keimanan. Pelaksanaan sistem-sitem tersebut adalah bukti adanya iman. Tidak menerapkannya, bukti lemahnya iman dan membatalkan iman. 

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 275 – 281

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ  ﴿البقرة:٢٧٥﴾

275. Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila.(105) Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Rabbnya lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperoleh dahulu menjadi miliknya(106) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.


يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ  ﴿البقرة:٢٧٦﴾
276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.(107) Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.(108)


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ  ﴿البقرة:٢٧٧﴾
277. Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada rasa sedih pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ    ﴿البقرة:٢٧٨﴾

278. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.


فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ   ﴿البقرة:٢٧٩﴾
279. Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka berhak atas pokok hartamu. Kamu kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan).


وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ   ﴿البقرة:٢٨۰﴾
280. Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkannya, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.


وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ   ﴿البقرة:٢٨١﴾

281. Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka tidak dizalimi (dirugikan).
--------
Footnote:
105. Orang yang mengambil riya' tidak tenteram jiwanya seperti orang yang kemasukan setan.
106. Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
107. Memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. Dan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipatgandakan berkahnya.
108. Orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukanya.

---------

Tadabbur Ayat:

Ayat 275-281 menyoroti sistem riba yang menjadi pilar sistem ekonomi kapitalisme masa lalu dan saat ini. Sistem riba menciptakan praktek kezaliman ekonomi dan sosial, melahirkan berbagai penyakit jiwa seperti cinta dunia, kikir, kejam, rakus, pelit, kesombongan dan bahkan mempertuhankan harta (materialisme), sehingga pelakunya mabuk seperti orang yang kemasukan setan. Umat Islam harus berhenti dari praktek riba. Karena riba itu hanya dipraktekkan oleh orang yang tidak takut neraka dan tidak berharap surga. Bagi yang terlanjur, segera berhenti dan bertaubat pada Allah.

Jika kembali melakukannya, maka Allah akan masukkan pelakunya ke dalam neraka dan kekal di dalamnya. Allah berjanji akan menghancurkan ekonomi yang dibangun di atas sistem riba yang zalim itu dan menumbuhkembangkan sistem ekonomi yang didasari sistem shadaqah (zakat, infak, hibah, wakaf dan sebagai-nya). Sistem ekonomi Islam tidak terpisah dari keimanan dan ibadah lainnya. Karena itu, riba salah satu yang membatalkan iman.

Salah satu keunggulan sistem ekonomi Islam ialah menangguhkan tagihan terhadap orang menghadapi kesulitan. Sedangkan menghapuskan hutangnya jauh lebih baik. Hal ini bisa diterapkan karena spirit ekonomi Islam adalah meraih kesuksesan akhirat, bukan kejayaan di dunia.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 270 – 274

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ نَفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُمْ مِنْ نَذْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ  ﴿البقرة:٢٧۰﴾
270. Dan apa pun infak yang kamu berikan atau nazar (103) yang kamu janjikan, maka sungguh, Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolong pun baginya.


إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚوَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ   ﴿البقرة:٢٧١﴾
271. Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu,(104) maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنْفُسِكُمْ وَمَا تُنْفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ  ﴿البقرة:٢٧٢﴾
272. Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Apa pun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari ridha Allah. Dan apa pun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).


لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ  ﴿البقرة:٢٧٣﴾

273. (Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga dia yang tidak tahu menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui.


الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ   ﴿البقرة:٢٧٤﴾

274. Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.

--------------
Footnote:
103. Janji untuk melakukan suatu kebajikan terhadap Allah swt. untuk mendekatkan diri kepada-Nya baik dengan syarat maupun tidak.
104. Menampakkan sedekah dengan tujuan agar dicontoh orang lain, bukan untuk riya.

---------------

Tadabbur Ayat:

Ayat 270-274 masih membahas infak fii sabilillah. Infak adalah landasan sistem ekonomi Islam. Infak bukan hanya mampu menumbuhkembangkan harta dan kekayaan dengan berlipat ganda serta pendistribusiannya secara adil, melainkan dapat pula menyembuhkan penyakit jiwa pelakunya, seperti kikir, takut miskin, cinta dunia dan lupa pada akhirat. Sebab itu, Allah menekankan infak itu dalam berbagai ayat dan surah.

Infak yang afdhal ialah yang dilakukan dengan sembunyi. Namun jika dilakukan terang-terangan juga tidak masalah asal bisa menjaga keikhlasannya. Di samping manfaat di atas, infak juga akan menghapus kesalahan dosa, serta infak itu salah satu bukti seseorang mendapat hidayah dari Allah. Masalah hidayah Islam itu urusan Allah. Dia yang akan memberikannya kepada orang yang dikehendaki-Nya.

Sebab itu, infak boleh diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, kendati kepada orang yang bukan Muslim. Ini salah satu kehebatan ajaran Islam dan bukti bahwa Islam itu rahmat dan keselamatan bagi semua manusia. Bagi orang-orang yang fakir dan tidak bisa berusaha karena kejahatan perang atau kejamnya sistem kapitalisme misalnya, dianjurkan untuk bersabar dan tidak meminta-minta, karena itu adalah ujian dari Allah.

Namun, kamu muslimin yang mampu harus sensitif terhadap nasib dan kondisi ekonomi mereka dengan menyalurkan infak kepada mereka. Infak itu harus dilakukan terus menerus; di malam hari atau siang hari, sembunyi atau terang-terangan. Infak yang ikhlas, dari harta yang halal, yang masih berkualitas baik dan dilakukan terus menerus akan mampu mengobati berbagai penyakit jiwa seperti, kekhawatiran, takut miskin, kikir dan bersedih hati. 

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 265-269

وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ  ﴿البقرة:٢٦٥﴾
265. Dan perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya karena mJika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.
encari ridha Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat.


أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ   ﴿البقرة:٢٦٦﴾
266. Adakah salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar. (101) Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada kamu agar kamu memikirkannya.  
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ  ﴿البقرة:٢٦٧﴾
267. Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk-buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji.

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ  ﴿البقرة:٢٦٨﴾
268. Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya untukmu. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ  ﴿البقرة:٢٦٩﴾
269. Allah memberikan hikmah (102) kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Tidak ada yang mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.

----------
Footnote:
101. Inilah perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya karena riya, membangga-banggakan pemberiannya kepada orang lain, dan menyakiti hati orang yang diberi.
102.  Hikmah ialah kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia syariat agama.

----------

Tadabbur Ayat:

Ayat 265-269 masih tentang berinfak di jalan Allah, keutamaan dan tata caranya. Orang yang berinfak di jalan Allah dengan ikhlas dan dengan harta berharga, bukan sisa atau yang sudah tidak berguna dan halal, seperti orang yang memiliki kebun di daerah pegunungan yang subur karena setiap hari disrami hujan, minimal hujan gerimis. Tentulah kebun tersebut akan menghasilkan buah secara terus menerus sehingga berlipat ganda seperti dijelaskan ayat 261 sebelumnya. Sebab itu, jangan ragu berinfak sedikitpun, karena Allah Maha Melihat apa yang kita infakkan.

Adapun orang yang berinfak dengan riya atau dengan harta sisa atau tidak berharga atau t idak halal, seperti orang yang memiliki kebun yang subur, kemudian setelah ia tua dan anak cucunya membutuhkan penghasilan, tiba-tiba kebun tersebut terbakar sehingga hangus semua isinya. Alangkah menyakitkannya kondisi seperti itu. Itulah balasan bagi yang berinfak tidak ikhlas atau tidak dari harta yang halal dan dari barang sisa.

Sebab itu, Allah memanggil kaum Mukmin agar menginfakkan harta yang baik dari hasil bisnis atau hasil pertanian. Jangan sekali-kali menginfakkan barang-barang yang sudah tidak dipakai apalagi sudah menjadi sampah. Allah Maha Kaya dan tidak butuh kepada infak seperti itu. Sesungguhnya orang yang tidak mau berinfak ialah orang yang terpengaruh bujukan setan karena takut miskin. Padahal dengan berinfak itu, Allah hendak memberikan ampunan dan karunia-Nya. Hanya orang yang mendapat hikmah dari Allah-lah yang memahami kebesaran nilai infak dan berbagai ajaran Islam lainnya. Hanya orang yang berfikir yang dapat memahaminya.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 260-264

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَىٰ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ   ﴿البقرة:٢٦۰﴾

260. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, Ya Rabb-ku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati. Allah berfirman, Belum percayakah kamu? Ibrahim menjawab, Aku percaya, tetapi agar hatiku tentang (mantap). Allah berfirman, Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.


مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ  ﴿البقرة:٢٦١﴾
261. Perumpamaan orang yang menginfakkan di jalan Allah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.




الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ   ﴿البقرة:٢٦٢﴾
262. Orangorang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Rabb mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.


قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ  ﴿البقرة:٢٦٣﴾
263. Perkataan yang baik dan pemberian maaf (100) lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun.



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ   ﴿البقرة:٢٦٤﴾

264. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaan (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.

--------------
Footnote:
100. Perkataan yang baik, menolak dengan cara yang baik, dan pemberiaan maaf ialah memaafkan tingkah laku yang kurang sopan dari peminta.

--------------

Tadabbur Ayat:

Ayat 260 masih terkait dengan Kekuasaan Allah. Kali ini Nabi Ibrahim ingin melihat Kekuasaan Allah agar hatinya tenang sambil berkata : Ya Tuhan Penciptaku. Bagaimana caranya Engkau menghidupkan orang-orang yang sudah mati itu? Lalu  Allah memperlihatkan Kekuasaan-Nya dengan menghidupkan 4 ekor burung yang berbeda, sudah dicincang dan dicampur aduk daging ke 4 burung tersebut kemudian dibagi empat dan masing-masing diletakkan di atas bukit yang berbeda. Setelah itu Ibrahim disuruh Allah untuk memanggil ke 4 burung tersebut, tiba-tiba ke 4 burung itu datang dalam keadaan hidup seperti sebelum dipotong. Allahu Akbar. Sungguh Allah itu Maha Mulia lagi Maha Perkasa.

Ayat 261-264 menjelaskan tentang anjuran berinfak di jalan Allah, keutamaannya dan syarat-syaratnya agar infak itu bernilai di sisi Allah. Logika berinfak di jalan Allah ialah ibarat menanam satu biji benih. Benih itu tumbuh dengan batang yang memiliki tujuh tangkai. Setiap tangkai memiliki buah sebanyak 100 buah. Allah menggandakannya kepada orang uang dikehendak-Nya. Artinya, berinfak satu rupiah di jalan Allah, akan mendapat balasan kebaikan dari-Nya 700 kali lipat atau lebih.

Untuk mendapatkan balasan sebesar itu, infak harus ikhlas karena Allah, tidak bertujuan meraih kehidupan duniawi, tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati penerimanya, tidak mengharap pujian manusia dan tidak boleh disebut-sebut. Orang yang berinfak tidak ikhlas karena Allah itu berati ia belum yakin sepenuhnya pada Allah dan pada akhirat. Ia tidak akan mendapat pahala sedikitpun. Allah hanya memberi petunjuk-Nya kepada orang yang imannya sampai ke tingkat yakin.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 257-259

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ  ﴿البقرة:٢٥٧﴾

257. Allah Pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindungpelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.


أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ  ﴿البقرة:٢٥٨﴾

258. Tidakkah kamu memperhatikan orang(98) yang mendebat Ibrahim tentang Rabbnya karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Rabb-ku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.”(99) Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.



أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحْيِي هَٰذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا فَأَمَاتَهُ اللَّهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالَ بَلْ لَبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ وَانْظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِلنَّاسِ وَانْظُرْ إِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۚفَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ  ﴿البقرة:٢٥٩﴾

259. Atau seperti orang yang melalui suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?” Lalu Allah mematikannya selama seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?” Ia menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Tidak! Engkau telah tinggal di sini seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami akan menjadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Aku mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”


-----------
Footnote: 
98. Menurut sebagian riwayat adalah Namruz, Raja Babilonia. 
99. Menghidupkan ialah membiarkan hidup, dan yang dimaksudkan dengan mematikan adalah membunuh. Perkataannya itu untuk mengejek Nabi Ibrahim a.s. 
------------

Tadabbur Ayat:
Ayat 257 masih termasuk ayat kursi. Ia menjelaskan bahwa Allah satu-satunya Penolong orang-orang mukmin. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan jahiliyah kepada cahaya Islam. Sedangkan penolong orang-orang kafir adalah Thagut yang mengeluarkan mereka dari cahaya Allah kepada kegelapan jahiliyah. Mereka akan menjadi penghuni neraka dan kekal di dalamnya.
Ayat 258 dan 259 menjelaskan kisah Raja Namrud yang mendebat Nabi Ibrahim tentang kekuasaan Allah Ta’ala. Padahal, kerajaan Namrud itu anugerah-Nya. Ibrahim mengatakan bahwa Tuhannya ialah yang menghidupkan dan mematikan manusia. Namrud tidak mau kalah dan mengatakan : Saya juga bisa menghidupkan dan mematikan. Kendati klaim Namrud itu mustahil diwujudkan, Ibarahim tetap sabar menghadapi kebodohan Namrud. Lalu, Ibrahim mengeluarkan logika dan pertanyaan yang mematikan : Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur. Coba Anda terbitkan matahari itu dari barat, kalau benar Anda adalah tuhan. Maka Namrud kebi- ngungan dan kehilangan akal. Itulah contoh orang yang hanya mengikuti hawa nafsu dunia berupa harta dan tahta. Allah tidak akan memberi hidayah-Nya kepada orang zalim dan musyrik seperti Namrud.
Contoh kekuasaan Allah yang lain ialah mematikan orang yang meragukan kemampuan Allah dapat membangkitkan manusia pada hari kiamat nanti. Allah mematikan orang itu dan setelah 100 tahun Dia hidupkan kembali. Saat ditanya berapa lama ia mati, ia menjawab satu atau setengah hari saja. Allah menghidupkannya setelah semua tulangnya hancur, lalu Allah kumpulkan dan susun, kemudian membungkusnya dengan daging. Barulah ia sadar Allah itu Mahakuasa.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 253-256

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ  وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ  وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ  وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَلَٰكِنِ اخْتَلَفُوا فَمِنْهُمْ مَنْ آمَنَ وَمِنْهُمْ مَنْ كَفَرَ  وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلُوا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ  ﴿البقرة:٢٥٣﴾

253. Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ  وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ  ﴿البقرة:٢٥٤﴾

254. Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa´at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.



اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ  لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ  لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ  مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚيَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ  وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ  وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ  وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا  وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ  ﴿البقرة:٢٥٥﴾

255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa´at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.


لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ  قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ  فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا  وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ  ﴿البقرة:٢٥٦﴾

256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Tadabbur Ayat:
Ayat 253 menjelaskan bahwa Allah memberi kelebihan kepada setiap Rasul. Musa dengan kemampuan bicara dengan Allah. Isa dengan berbagai ilmu seperti menghidupkan orang mati dan sebagainya. Allah mampu membuat manusia tidak saling berbunuhan atau berperang. Allah turunkan sistem hidup untuk menata kehidupan mereka agar baik dan tenteram. Namun, mereka melanggarnya. Ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Telah menjadi ketentuan Allah, antara hak dan batil itu tidak akan pernah menyatu.

Ayat 254 memerintahkan orang-orang beriman untuk berinfak di jalan Allah sebelum datang hari kiamat atau kematian. Saat itu tidak mungkin lagi berjual beli, tidak berguna lagi persahabatan, rekomendasi dan sebagainya.

Sedangkan ayat 255-256 disebut dengan ayat kursi, karena menjelaskan kursi Allah seluas langit dan bumi. Ayat Kursi ini termasuk ayat Al-Qur’an yang dianjurkan untuk dibaca di pagi dan sore hari karena menjelaskan hakikat Allah sebagai Tuhan satu-satunya yang pantas disembah karena Dialah Pemilik langit dan bumi, tidak mengantuk, tidak tidur dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Kendati demikian, Dia melarang kita memaksa manusia masuk Islam, kendati Islam satu-satunya agama yang Dia ridhai untuk manusia. Siapa yang menolak agut (penguasa kafir) dan beriman kepada Allah, ia berada pada petunjuk yang lurus dan berpegang pada ikatan yang sangat kuat.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 249-252

فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ مُبْتَلِيكُمْ بِنَهَرٍ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَنْ لَمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ ۚفَشَرِبُوا مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ ۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ قَالُوا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ ۚ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ   ﴿البقرة:٢٤٩﴾

249. Maka tatkala Thālūt membawa tentaranya, dia berkata, “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sebuah sungai. Maka barang siapa di antara kamu meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku, kecuali menciduk seciduk dengan tangan. Kemudian mereka meminumnya kecuali sebagian kecil di antara mereka. Ketika dia (Thālūt) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, “Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jālūt dan bala tentaranya.” Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.

  
وَلَمَّا بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ  ﴿البقرة:٢٥۰﴾

250. Dan ketika mereka maju melawan Jālūt dan tentaranya, mereka berdoa, “Wahai Rabb kami, limpahkan kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami, dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”


فَهَزَمُوهُمْ بِإِذْنِ اللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُودُ جَالُوتَ وَآتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُ مِمَّا يَشَاءُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الْأَرْضُ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ  ﴿البقرة:٢٥١﴾

251. Mereka mengalahkannya dengan izin Allah, dan Dawud membunuh Jālūt. Kemudian Allah memberinya kerajaan, dan hikmah, dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki. Dan kalau Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam.


تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ ۚ وَإِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ  ﴿البقرة:٢٥٢﴾

252. Itu adalah ayat-ayat Allah, Kami bacakan kepadamu dengan benar dan engkau (Muhammad) adalah benar-benar seorang rasul.

Tadabbur Ayat:
Ayat 249 - 252 masih berkisah tentang kelakuan buruk Bani Israel saat bersama Raja mereka; Thalut. Saat mereka sudah berada di luar kota sedang menuju medan peperangan, Thalut memperingatkan mereka akan ujian Allah berupa melewati sebuah sungai. Siapa saja di antara mereka yang meminum air sungai itu maka akan menjadi lemah dan tidak mampu melawan musuh, kecuali hanya sekedar mencicipi dengan tangan mereka. Benar saja, saat melewati sungai tersebut beramai-ramai mereka meminumnya sebanyak mungkin kecuali segelintir saja yang lolos dari ujian tersebut.
Menurut Ibnu Katsir mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, dari 80.000 personil Bani Israel, hanya 300 lebih saja yang taat pada Talut. Jumlah ini mirip dengan jumlah pasukan Rasul saw. dalam perang Badar. Setelah melewati sungai, pasukan Talut merasa tidak berdaya menghadapi pasukan Jalut karena kekenyangan yang menyebabkan mental jadi lemah. Lalu, para ulama mereka yang taat, takwa kepada Allah dan merindukan bertemu Allah memberi mereka motivasi dengan menyingkap tabir sejarah manusia bahwa banyak sekali kasus terjadi yang sedikit itu mengalahkan yang banyak dengan izin Allah, dengan syarat jika mereka sabar mengikuti ketentuan-ketentuan Allah. Sebab orang-orang yang sabar itu bersama Allah.
Motivasi tersebut terbukti. Saat berhadap-hadapan dengan Jalut dan pasukannya, sekelompok pasukan Talut yang merindukan pertemuan dengan Allah itu berdoa: Ya Allah. Anugerahkan kepada kami kesabaran, dan kokohkan iman dan pendirian kami serta tolonglah kami menghadapi kaum kafir.
Allah pun menganugerahkan kepada mereka kemenangan dan Daud berhasil membunuh Jalut. Setelah itu, Allah berikan kepada Daud kerajaan dan hikmah serta mengajarkan kepadanya apa saja yang ia inginkan. Inilah sunnah tadafu’ (manajemen konflik) yang Allah tetapkan antara hamba-hamba-Nya yang beriman dengan hamba-hamba-Nya yang kafir.
Kalaulah sunnah tadafu’ tidak ada, maka bumi ini hancur akibat kejahatan kaum kafir. Namun Allah mempunyai karunia untuk seluruh alam. Kisah dan bukti-bukti kekuasaan Allah tersebut Allah certikan dengan gamblang kepada Muhammad saw. dengan benar sebagai bukti bahwa beliau adalah salah seorang Rasul-Nya, bahkan menjadi Rasul terakhir sampai hari kiamat nanti.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 246-248

أَلَمْ تَرَ إِلَى الْمَلَإِ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَىٰ إِذْ قَالُوا لِنَبِيٍّ لَهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ أَلَّا تُقَاتِلُوا ۖ قَالُوا وَمَا لَنَا أَلَّا نُقَاتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَدْ أُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَأَبْنَائِنَا ۖ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ  ﴿البقرة:٢٤٦﴾

246. Tidakkah kamu memperhatikan para pemuka Bani Israel setelah Nabi Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Nabi mereka menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?”(93) Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali sebagian kecil mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim. 

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا ۚ قَالُوا أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِنَ الْمَالِ ۚ قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ ۖ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ   ﴿البقرة:٢٤٧﴾

247. Dan nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thālūt menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana Thālūt memperoleh kerajaan atas kami, padahal kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik.” Allah telah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. 

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ آيَةَ مُلْكِهِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِمَّا تَرَكَ آلُ مُوسَىٰ وَآلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ الْمَلَائِكَةُ ۚإِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ   ﴿البقرة:٢٤٨﴾

248. Dan Nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah kembalinya Tābūt (94) kepadamu, yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Rabb-mu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, yang dibawa oleh malaikat.” Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagimu, jika kamu orang yang beriman.

----------------------------------
Footnote:
93. Mereka diusir dan anak-anak mereka ditawan.
94. Tābūt adalah peti tempat penyimpangan Taurat.

----------------------------------
Asbabun Nuzul*:
246. Ada yang mengatakan nama Nabi itu adalah Samuel,  yang artinya Allâhu Ta'âlâ memperkenankan doaku. Ulama yang lain mengatakan bahwa bayi itu diberi nama Syam'un (Samson) yang artinya sama. Maksudnya,  "Negeri kami telah dirampas dari tangan kami dan anak-anak kami ditawan." Maksudnya,  mereka tidak memenuhi janji mereka, bahkan sebagian besar menolak untuk berjihad. Allâhu Ta'âlâ benar-benar mengetahui tentang mereka.

247. Ketika mereka meminta Nabi mereka untuk menentukan raja mereka,  maka dia menunjuk Thalut sebagai raja. Dia adalah seorang laki-laki dari kalangan prajurit mereka,  bukan dari keluarga raja. Karena raja mereka berasal dari keturunan Yahudza,  sedangkan dia bukan dari keturunan tersebut,  maka mereka berkata,  "Bagaimana mungkin Thalut yang menjadi raja kami? Selain bukan dari keturunan raja-raja, Thalut juga orang yang miskin dan tidak bertahta yang dapat membantunya menjadi seorang raja."

248. Tabut adalah peti tempat menyimpan Taurat. Di dalam Taurat tersebut,  terdapat ketenangan dan keagungan. Menurut Ar-Rabi', maksudnya rahmat. Menurut Ibnu 'Abbâs,  yang dimaksud adalah tongkat Nabi Musa 'alayhis salaam dan lembaran Taurat. Menurut 'Athiyyah adalah tongkat Nabi Musa 'alayhis salaam dan Nabi Harun 'alayhis salaam,  baju Nabi Musa 'alayhis salaam dan Nabi Harun 'alayhis salaam dan lembaran Taurat. Menurut Ats-Tsaury,  adonan manna atau lembaran Taurat, atau tongkat dan sepasang terompah.
(Mushaf Al-Jalalain, Pustaka Kibar)

----------------------------------

Tadabbur Ayat:

Ayat 246 - 248 kembali menceritakan perilaku buruk Bani Israel. Kali ini terkait dengan pemuka-pemuka Bani Israel sepeninggal Nabi Musa, meminta kepada Nabi mereka agar Allah mengutus seorang raja untuk mereka sebagai pemimpin perang di jalan Allah. Nabi tersebut menanyakan keseriusan permintaan mereka yang terkesan aneh, karena lazimnya mereka sulit menerima perintah Allah, apalagi terkait perang. Mereka dengan fasih menjawab bahwa tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak berperang karena mereka dan anak-anak mereka sudah diusir dari negeri mereka, yakni Palestina. Benar saja, setelah diwajibkan berperang, mereka berpaling kecuali sedikit saja yang ikut berperang.

Kemudian setelah Allah mengangkat Thalut sebagai Raja, mereka memprotesnya dengan alasan Thalut bukan orang kaya. Lalu Nabi mereka menjelaskan bahwa Allah yang memilih Thalut itu menjadi Raja dan telah diberikan padanya kelebihan ilmu dan kekuatan fisik. Untuk menjadi pemimpin itu tidak berdasarkan kekayaan dan harta yang dimilikinya. Hanya Allah-lah yang menentukan kepada siapa Dia berikan kerajaan-Nya, bukan sesuai selera Bani Israel atau manusia-manusia sejenis dan berkarakter yang sama dengan mereka.

Kemudian Nabi mereka menjelaskan bahwa bukti keberkahan Raja Thalut ialah datangnya kembali Tabut (kotak) yang diambil oleh para musuh mereka sebelumnya. Isi Tabut tersebut adalah lembaran ayat-ayat Allah yang membuat hati mereka tenang dan peninggalan keluarga Musa dan Harun yang dibawa oleh para Malaikat. Kembalinya Tabut itu sebagai bukti Kekuasaan Allah untuk Bani Israel, jika mereka mau meyakininya.

Panjang dan beragamnya kisah Bani Israil yang Allah ungkap dalam surat Al-Baqarah ini pasti banyak hikmahnya. Di antaranya, agar kita sebagai umat Rasul saw., umat akhir zaman tidak meniru dan berperilaku seperti mereka. Jika kita meniru atau berperilaku seperti mereka, pasti kita akan mengalami nasib yang sama dengan mereka. Kondisi umat Islam saat ini mirip dengan kisah Bani Israel tersebut.
 
Support : Log | CW | JT | MT
Copyleft © 2016. KontaQ-Komunitas Tadabbur Al-Quran - Seluruh Materi Tadabbur dalam Blog ini bersumber dari Mushaf Tadabbur (Qur'an Karim Terjemah, Makna Perkata dan Tadabbur ayat) Karya Ustadz Fathuddin Ja'far, MA yang diterbitkan oleh Penerbit Al-Bayan. Bagi yang ingin mengutip materi tadabbur dari blog ini, kami harapkan agar tetap mencantumkan sumber kutipan dalam upaya meraih keberkahan ilmu.
TC by CW Published by MT
Powered by Webblog