JUZ 9
قَالَ الْمَلأ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ
قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِنْ
قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ
(٨٨)
88. Pemuka-pemuka
yang menyombongkan diri dari kaum Syu’aib berkata, “Wahai Syu’aib! Pasti kami
usir engkau bersama orang-orang yang beriman dari negeri kami, kecuali engkau
kembali kepada agama kami.” Syu’aib berkata, “Apakah (kamu akan mengusir kami),
kendatipun kami tidak suka?
قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا إِنْ
عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا وَمَا يَكُونُ
لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا وَسِعَ رَبُّنَا
كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا
وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ (٨٩)
89. Sungguh, kami telah mengadakan kebohongan yang
besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu setelah Allah melepaskan
kami darinya. Dan tidaklah pantas kami kembali kepada-Nya, kecuali jika Allah,
Tuhan kami, menghendaki. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya
kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan
kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.”
وَقَالَ الْمَلأ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ
لَئِنِ اتَّبَعْتُمْ شُعَيْبًا إِنَّكُمْ إِذًا لَخَاسِرُونَ (٩٠)
90. Dan
pemuka-pemuka dari kaumnya (Syu’aib) yang kafir berkata (kepada sesamanya),
“Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu’aib, tentu kamu menjadi orang-orang yang
rugi.”
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي
دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (٩١)
91. Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati
bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka,
الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَأَنْ لَمْ
يَغْنَوْا فِيهَا الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَانُوا هُمُ الْخَاسِرِينَ (٩٢)
92. orang-orang yang
mendustakan Syu’aib seakan-akan mereka belum pernah tinggal di (negeri) itu.
Mereka yang mendustakan Syu’aib, itulah orang-orang yang rugi.
فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ
أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالاتِ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ فَكَيْفَ آسَى عَلَى قَوْمٍ
كَافِرِينَ (٩٣)
93. Maka Syu’aib
meninggalkan mereka seraya berkata, “Wahai kaumku! Sungguh aku telah
menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Maka
bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang kafir?”
94. Dan Kami tidak mengutus seorang nabi pun kepada suatu negeri, (lalu penduduknya kesempitan dan penderitaan agar mereka (tunduk dengan) merendahkan diri.
95. Kemudian Kami ganti penderitaan itu dengan kesenangan sehingga (keturunan dan harta mereka ) bertambah banyak, lalu mereka berkata, “Sungguh nenek moyang kami telah merasakan penderitaan dan kesenangan,”maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari.
وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَبِيٍّ إِلا
أَخَذْنَا أَهْلَهَا بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُونَ (٩٤)
94. Dan Kami tidak mengutus seorang nabi pun kepada suatu negeri, (lalu penduduknya kesempitan dan penderitaan agar mereka (tunduk dengan) merendahkan diri.
ثُمَّ بَدَّلْنَا مَكَانَ السَّيِّئَةِ
الْحَسَنَةَ حَتَّى عَفَوْا وَقَالُوا قَدْ مَسَّ آبَاءَنَا الضَّرَّاءُ
وَالسَّرَّاءُ فَأَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ (٩٥)
95. Kemudian Kami ganti penderitaan itu dengan kesenangan sehingga (keturunan dan harta mereka ) bertambah banyak, lalu mereka berkata, “Sungguh nenek moyang kami telah merasakan penderitaan dan kesenangan,”maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari.
--------------
Tadabbur:
Ayat 88-95
masih meneruskan cerita kesombongan kaum Nabi Syuaib dan perlawanan mereka
terhadap sistem Allah dan Rasul-Nya. Para pemuka masyarakatnya me-ngancam akan
mengusir Nabi Syuaib dan para pengikutnya jika tidak kembali kepada agama
syirik yang mereka terima secara turun-temurun. Tentu saja Nabi Syuaib mustahil
tunduk kepada ancaman itu dan siap menghadapi risiko apapun dari kaumnya.
Nabi Syu’aib
mengajak para pengikut setianya untuk bertawakal pada Allah sambil berdoa: Ya
Allah, putuskanlah perkara antara kami kaum kami dengan benar. Sesungguhnya
Engkau adalah sebaik-baik Pengambil keputusan. Para pemuka dan elite kaum Syuaib
bukan hanya membangkang pada Allah dan Rasul-Nya, mereka juga memprovokasi
masyarakat agar tidak mengikuti agama Syuaib dengan alasan agar tidak
dirugikan. Sewaktu mereka asyik membangkang dan memprovokasi masyarakat,
tiba-tiba
Allah kirim
gempa besar sehingga seketika itu juga mereka menjadi bangkai-bangkai yang
bergelimpangan dalam rumah-rumah mereka. Sehebat dan sekuat apapun mereka yang
membangkang pada Nabi Syuaib ternyata tidak berguna sedikitpun di hadapan gempa
yang Allah kirim.
Setelah mereka
hancur, Nabi Syuaib sedih melihat kondisi mereka dan berkata: Bukankah aku
sudah sampaikan pesan-pesan Allah dan saya sudah menasihati kalian? Namun apa
yang hendak dikata, begitulah nasib kaum yang kafir pada Allah dan Rasul-Nya.
Telah menjadi sunnatullah (sistem Allah) bahwa
setiap kaum yang memerangi Allah dan Rasul-Nya, Allah timpakan kepada mereka
kesempitan dan penderitaan agar mereka merendahkan hati pada Allah. Kemudian
Allah ganti dengan kondisi yang baik sampai mereka berkembang biak. Jika mereka
tidak kembali kepada Allah, maka Allah akan siksa mereka secara mendadak,
sedangkan mereka tidak menyadari skenario Allah
tersebut.
Posting Komentar