Ahlan Wa Sahlan di Official Weblog Komunitas Tadabbur Al-Quran (KontaQ)

Materi Tadabbur QS. Thaaha 88-98

Bismillaah,
Materi Tadabbur QS. Thaaha 88-98 
hari ini masih mengisahkan kemurkaan Nabi Musa kepada kaumnya yang ternyata masih menyekutukan Allaah.
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
●☛Luruskan niat dan perhatikan adab-adab berinteraksi dengan Al-Quran.
●☛Baca ayat-ayat Al-Quran dengan khusyu'/tartil
●☛Baca terjemahannya
●☛Baca footnote jika diperlukan
●☛Baca tadabburnya perlahan-lahan sambil direnungkan
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ فَقَالُوا هَذَا إِلَهُكُمْ وَإِلَهُ مُوسَى فَنَسِيَ (٨٨)
أَفَلا يَرَوْنَ أَلا يَرْجِعُ إِلَيْهِمْ قَوْلا وَلا يَمْلِكُ لَهُمْ ضَرًّا وَلا نَفْعًا (٨٩)
وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هَارُونُ مِنْ قَبْلُ يَا قَوْمِ إِنَّمَا فُتِنْتُمْ بِهِ وَإِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمَنُ فَاتَّبِعُونِي وَأَطِيعُوا أَمْرِي (٩٠)
قَالُوا لَنْ نَبْرَحَ عَلَيْهِ عَاكِفِينَ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْنَا مُوسَى (٩١)
قَالَ يَا هَارُونُ مَا مَنَعَكَ إِذْ رَأَيْتَهُمْ ضَلُّوا (٩٢)
أَلا تَتَّبِعَنِ أَفَعَصَيْتَ أَمْرِي (٩٣)
قَالَ يَا ابْنَ أُمَّ لا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلا بِرَأْسِي إِنِّي خَشِيتُ أَنْ تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِي (٩٤)
قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يَا سَامِرِيُّ (٩٥)
قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوا بِهِ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِنْ أَثَرِ الرَّسُولِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذَلِكَ سَوَّلَتْ لِي نَفْسِي (٩٦)
قَالَ فَاذْهَبْ فَإِنَّ لَكَ فِي الْحَيَاةِ أَنْ تَقُولَ لا مِسَاسَ وَإِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَنْ تُخْلَفَهُ وَانْظُرْ إِلَى إِلَهِكَ الَّذِي ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا لَنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ نَسْفًا (٩٧)
إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا (٩٨)
 Terjemahan:
88. Kemudian (dari lubang api itu) dia (Samiri) mengeluarkan (patung) anak sapi yang bertubuh dan bersuara (520) untuk mereka, maka mereka berkata, “Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi dia (Musa) telah lupa.”
89. Maka tidakkah mereka memperhatikan bahwa (patung anak sapi itu) tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak kuasa menolak mudharat maupun mendatangkan manfaat kepada mereka?
90. Dan sungguh, sebelumnya Harun telah berkata kepada mereka, “Wahai kaumku! Sesungguhnya kamu hanya sekadar diberi cobaan (dengan patung anak sapi) itu dan sungguh, Tuhanmu ialah (Allah) Yang Maha Pengasih, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku.”
91. Mereka menjawab, “Kami tidak akan meninggalkannya (dan) tetap menyembahnya (patung anak sapi) sampai Musa kembali kepada kami.”
92. Dia (Musa) berkata, “Wahai Harun! Apa yang menghalangimu ketika engkau melihat mereka telah sesat,
93. (sehingga) engkau tidak mengikuti aku? Apakah engkau telah (sengaja) melanggar perintahku?”
94. Dia (Harun) menjawab,“Wahai putra ibuku! Janganlah engkau pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku. Aku sungguh khawatir engkau akan berkata (kepadaku), “Engkau telah memecah-belah antara Bani Israil dan engkau tidak memelihara amanatku.”
95. Dia (Musa) berkata, “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) wahai Samiri?”
96. Dia (Samiri) menjawab, “Aku mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui, jadi aku ambil segenggam (tanah dari) jejak rasul (521) lalu aku melemparkannya (ke dalam api itu), demikianlah nafsuku membujukku.”
97. Dia (Musa) berkata, “Pergilah kau! Maka sesungguhnya di dalam kehidupan (di dunia) engkau (hanya dapat) mengatakan, ‘Janganlah menyentuh (aku)’.(522) Dan engkau pasti mendapat (hukuman) yang telah dijanjikan (di akhirat) yang tidak akan dapat engkau hindari, dan lihatlah tuhanmu itu yang engkau tetap menyembahnya. Kami pasti akan membakarnya, kemudian sungguh kami akan menghamburkannya (abunya) ke dalam laut (berserakan).
98. Sungguh, Tuhanmu hanyalah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.”
-------------------
Footnote:
520. Lihat catatan Al-A’raf (7): 148.
521. Yang dimaksud dengan “jejak rasul” di sini adalah ajaran-ajarannya. Menurut paham ini, Samiri mengambil sebagian ajaran Musa kemudian dilemparkannya ajaran-ajaran itu sehingga dia menjadi sesat. Menurut sebagian mufassir, yang dimaksud dengan “jejak rasul” ialah jejak telapak kuda Jibril a.s. Artinya, Samiri mengambil segumpal tanah dari jejak telapak kuda itu lalu melemparkannya ke dalam logam yang sedang dihancurkan sehingga logam itu berbentuk anak sapi yang mengeluarkan suara.
522. Agar Samiri hidup terpencil, sebagai hukuman di dunia. Dan sebagai hukuman di akhirat, dia akan di tempatkan di neraka.
------------------
 Tadabbur Ayat:
Ayat 88-98 masih meneruskan kisah Nabi Musa dengan kaumnya dan menjelaskan betapa sulitnya Nabi Musa membina keimanan Bani Israil yang selamat bersamanya dari kejaran Fir’aun.
Mereka tetap menyekutukan Allah dengan menyembah anak sapi yang diciptakan oleh arsitek kemusyrikan yang bernama Samiri. Ia bisa mendesain patung anak sapi yang bersuara. Teman-temannya tertipu, padahal patung itu tidak bisa menjawab ucapan mereka dan tidak pula bisa memberi manfaat atau mudharat kepada mereka sedikitpun.
Sebelumnya, Nabi Harun sudah menasehati mereka. Tapi, tidak mereka dengar. Musa sempat marah kepada Harun karena dianggap tidak tegas terhadap mereka. Lalu Musa menanyakan Samiri kenapa ia rekayasa tuhan anak sapi itu.
Samiri mengatakan bahwa ia melihat Jibril waktu membinasakan Fir’aun dan mengambil segenggam tanah bekas kuda Musa, lalu dilemparkan ke dalam api yang sedang membakar perhiasan emas yang dibawa dari Mesir itu. Seperti itulah hawa nafsu Samiri menguasai dirinya.
Lalu Musa mengusir Samiri dan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya itu pada Allah kelak di akhirat. Musa membakar patung anak sapi itu dan membuang abunya ke laut.
↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭
Komunitas Tadabbur Al-Quran (KontaQ)
↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Log | CW | JT | MT
Copyleft © 2016. KontaQ-Komunitas Tadabbur Al-Quran - Seluruh Materi Tadabbur dalam Blog ini bersumber dari Mushaf Tadabbur (Qur'an Karim Terjemah, Makna Perkata dan Tadabbur ayat) Karya Ustadz Fathuddin Ja'far, MA yang diterbitkan oleh Penerbit Al-Bayan. Bagi yang ingin mengutip materi tadabbur dari blog ini, kami harapkan agar tetap mencantumkan sumber kutipan dalam upaya meraih keberkahan ilmu.
TC by CW Published by MT
Powered by Webblog