Ahlan Wa Sahlan di Official Weblog Komunitas Tadabbur Al-Quran (KontaQ)

Tadabbur QS. Al-An'am 119-124

وَمَا لَكُمْ أَلا تَأْكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ وَإِنَّ كَثِيرًا لَيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ (١١٩)

119. Dan mengapa kamu tidak mau memakan dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih) disebut nama Allah, padahal Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya bagimu, kecuali jika kamu terpaksa memakannya. Dan sungguh, banyak yang menyesatkan orang dengan keinginannya tanpa dasar pengetahuan. Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.


وَذَرُوا ظَاهِرَ الإثْمِ وَبَاطِنَهُ إِنَّ الَّذِينَ يَكْسِبُونَ الإثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوا يَقْتَرِفُونَ (١٢٠)

120. Dan tinggalkanlah dosa yang terlihat ataupun yang tersembunyi. Sungguh, orang-orang yang mengerjakan perbuatan (dosa) kelak akan diberi pembalasan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.


وَلا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ (١٢١)

121. Dan janganlah kamu dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah, perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan-setan membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu. Dan jika kamu menuruti mereka, tentu kamu telah menjadi orang musyrik.

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٢٢)
122. Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan lagi dan Kami beri cahaya membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah Kami jadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan.

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا فِيهَا وَمَا يَمْكُرُونَ إِلا بِأَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (١٢٣)

123. Dan demikianlah pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat323 agar mereka lakukan tipu daya di negeri itu. Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya.


وَإِذَا جَاءَتْهُمْ آيَةٌ قَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ حَتَّى نُؤْتَى مِثْلَ مَا أُوتِيَ رُسُلُ اللَّهِ اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا صَغَارٌ عِنْدَ اللَّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُوا يَمْكُرُونَ (١٢٤)

124. Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Kami tidak akan percaya (beriman) sebelum diberikan kepada kami seperti yang telah diberikan kepada rasul-rasul Allah.” Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan karena tipu daya yang mereka lakukan.

------------------
Catatan Kaki:

323. Menurut sebagian mufasir, akābira mujrimīhā artinya ialah penjahat-penjahat besar
------------------

Tadabbur:

Ayat 119 - 121 meneruskan peraturan tentang makanan. Di antaranya, tidak dihalalkan memakan hewan yang disembelih tidak berdasarkan nama Allah. Allah telah jelaskan dengan rinci, kecuali jika darurat (kalau tidak dimakan bisa menyebabkan kematian). Hawa nafsu adalah faktor dalam diri manusia yang menyebabkan tersesat, karena hawa nafsu itu anti ilmu, hati nurani dan mendorong manusia berbuat kejahatan. Allah perintahkan kita meninggalkan dosa lahir dalam bentuk ucapan dan perbuatan, dan dosa batin dalam bentuk niat, pikiran dan angan-angan. Memakan hewan yang tidak disembelih dengan nama Allah adalah sebuah kejahatan. Setan sangat pandai menggoda manusia agar melanggar sistem Allah. Menaati setan adalah perbuatan syirik yang membatalkan akidah Tauhid.

Ayat 122-124 menjelaskan mukjizat Al-Qur’an. Di antaranya, orang yang mendapatkan cahaya Al-Qur’an itu ibarat orang yang dihidupkan kembali sesudah mati dan diberi cahaya yang meneranginya dalam kegelapan. Sebaliknya, orang yang tidak mendapatkan cahaya Al-Qur’an itu seperti orang yang berada dalam kegelapan dan tidak mampu keluar darinya.

Orang-orang kafir atau menolak Al-Qur’an itu merasa indah dalam kekufuran mereka. Kemudian, setiap negeri itu ada saja tokoh-tokoh anti dakwah Tauhid yang selalu membuat makar terhadap Islam. Namun demikian, makar mereka akan membahayakan diri mereka senderi. Salah satu bentuk makar mereka ialah menolak kebenaran Al-Qur’an atau sebagian ayatnya dengan alasan sudah tidak up to date (sudah usang). Padahal Allah itu Mahatahu bagaimana, di mana, kapan dan kepada siapa ayat-ayat-Nya diturunkan. Ingatlah, orang-orang yang membuat makar pada Islam dan Al-Qur’an akan ditimpakan Allah kehinaan dan siksa yang pedih, yakni dimasukkan ke dalam neraka di akhirat kelak.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Log | CW | JT | MT
Copyleft © 2016. KontaQ-Komunitas Tadabbur Al-Quran - Seluruh Materi Tadabbur dalam Blog ini bersumber dari Mushaf Tadabbur (Qur'an Karim Terjemah, Makna Perkata dan Tadabbur ayat) Karya Ustadz Fathuddin Ja'far, MA yang diterbitkan oleh Penerbit Al-Bayan. Bagi yang ingin mengutip materi tadabbur dari blog ini, kami harapkan agar tetap mencantumkan sumber kutipan dalam upaya meraih keberkahan ilmu.
TC by CW Published by MT
Powered by Webblog