Tanya Jawab Pekan ke-49 (QS. Al-Israa' Ayat 87-111 & Al-Kahfi Ayat 1-27) kepada ust Fathuddin Ja'far
1. Sanusi
tanya ayat 84 al isro, "setiap orang berbuat sesuai dengan penbawaanya masing-masing" masudnya apa?
Jawaban :
Setiap orang akan berbuat berdasarkan kecenderungan atau niatnya. Sebab itu, kecenderungan dan niat seseorang tidak bisa dijadikan standard perbuatannya baik atau buruk. Karena kecenderungan atau niat itu bisa baik dan bisa juga buruk. Maka yang dijadikan standar baik dan buruk ialah apa yang ditentukan Allah dan Rasulullah..
2. Fredi
Surah Al-Israa ayat 101: Mohon dijelaskan cerita tentang 9 mukjizat Nabi Musa. Jazaakallaah
Jawaban :
Para ulama tafsir berbeda pendapat tentang 9 ayat/mukjizat tersebut. Di antara mereka ada yang mengatakan 9 ayat/mukjizat Nabi Musa tersbut ialah : Tangannya yang bisa mengeluarkan cahaya, tongkatnya yang bisa mengeluarkan air dari batu besar saat dipukulkan padanya, lisannya yang gagap, lautan yang terbelah saat dipukul dengan tongkatnya, angin topan, belalang, kutu, katak dan darah yang pernah menyerang masyarakat Fir’aun.
4. Hanif
Assalamualaykum. Wr.wb. Ingin bertanya ustadz:
a. mengapa jika kita menghafal surah alkahfi 10 ayat pertama dan terakhir dapat terbebas dari fitnah dajjal?
Jawaban :
Yang demikian itu janji Rasulullah. Kita wajib meyakininya. Namun demikian, kita wajib memahami apa yang dimaksud Rasulullah tersebut.
Rasulullah mengisyaratkan 10 ayat pertama Surah Al-Kahfi itu memuat sebuah pernyataan dan sekaligus keputusan bahwa Allah telah menurunkan Al-Qur’an yang isinya tidak mengandung kebengkokan sedikitpun.
Siapa yang mengimaninya, membacanya, memahaminya dan mengamalkannya pasti dijamin selamat, bahkan dalam menghadapi fitnah Dajjal sekalipun dijamin selamat, apalagi fitnah-fitnah lain yang kekuatannya di bawah fitnah Dajjal.
b. apakah ada tafsir khusus terkait terbebasnya dari fitnah dajjal pada ayat2 tersebut?. Syukran.
Jawaban :
Sudah terjawab pada pertanyaan pertanyaan a.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Debi
a. Terkait surah al-kahfi ayat 18: … dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hatimu) akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.
Ketakutan yang dimaksud seperti apa yaa ustadz?
Jawaban :
Yang dimaksud dengan ketakutan di sini ialah ketakutan yang luar biasa jika orang yang melihat mereka sedang tidur itu, sehingga orang yag melihat tersebut kabur dan lari tunggang langgang.
Beginilah cara Allah menjaga mereka, pemuda-pemuda beriman tersebut, dari berbagai ganguan yang datang pada mereka, padahal mereka sedang Allah tidurkan.
b. Terkait perkara in syaa allah dlm surah Al. Kahfi 23 24. Apa hny khusus utk hal2 yg akan kita kerjakan bsk atau bs utk perkara2 lain. Soalnya bnyk ditemukan misalnya org berjanji misalnya dlm mememuhi undangan dgn menyertakan kata in syaa allah.
Jawaban:
Semua yang akan kita kerjakan dan lakukan besok adalah perkara ghaib, kendati pekerjaan tersebut sangat sederhana, seperti memenuhi undangan.
Sebab itu, kita harus mengucapkannya dengan in syaa Allah (jika Allah Kehendaki). Tapi, jangan kalimat “in syaa Allah” tersebut dijadikan alasan untuk menghindari undangan atau janji kita dengan orang lain.
6. Irkhaemil
Tanya ustadz. Terkait tadabbur ayat 21-26 surah al-Kahfi disebutkan masyarakat kagum pada peristiwa tersebut, raja ingin membangun tempat ibadah diatas gua serta generasi setelahnya berbeda pendapat tentang jumlahnya. Apakah hikmah dari cerita ashabul kahfi tersebut ? jazaakumullaah
Jawaban :
Banyak hikmah yang dapat kita petik dari ash-habul kahfi tersebut. Di antaranya :
Mereka adalah pemuda-pemuda yang tangguh imannya pada Allah sehingga tidak pernah mengenal tunduk pada penguasa zhalim, kendati seperkasa apapun.
Menyelamatkan iman perlu pengorbanan yang besar dan panjang. Karena iman itu lebih mahal dari dunia yang fana dan seisinya. Jika Iman seseorang kepada Allah benar dan kuat, Allah pasti tunjukkan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya.
Di zaman penuh fitnah seperti di zaman mereka dan juga di zaman kita saat ini, kita tidak bisa hidup dan mempertahankan keimanan kita kecuali dengan berjamaah, kendati hanya 5 orang atau lebih. Karena jika kita sendirian, kita akan selallu kehabisan akal dan ide dan merasa beban iman itu sangat berat dan akhirnya menyerah kepada keadaan.
Jika hidup kita dilandasi iman kepada Allah dan ketaatan padanya, Allah pasti bersama kita dan menjaga keimanan kita sampai akhir hayat, dan bisa saja kemenangan dunia Allah anugerahkan kepada kita sebelum kemenangan akhirat. Iman pada Allah melahirkan mukjizat dalam kehidupan.
↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭
Komunitas Tadabbur Al-Quran (KontaQ)
↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭
Posting Komentar