Ahlan Wa Sahlan di Official Weblog Komunitas Tadabbur Al-Quran (KontaQ)

Tadabbur QS.Hud 82-88



 فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ 

       82Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar,

مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ 

83.    yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim.

وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ وَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِنِّي أَرَاكُمْ بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُحِيطٍ 

84.   Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu’aib. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (makmur). Dan sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang membinasakan (Kiamat).

وَيَا قَوْمِ أَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ 

85.   Dan wahai kaumku! Penuhilah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan jangan kamu membuat kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.

بَقِيَّةُ اللَّهِ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيظٍ 

86.   Sisa (yang halal) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.”

قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آَبَاؤُنَا أَوْ أَنْ نَفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ إِنَّكَ لَأَنْتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ 

87.  Mereka berkata, “Wahai Syu’aib! Apakah agamamu yang menyuruhmu agar kami meninggalkan apa yang disembah nenek moyang kami, atau melarang kami mengelola harta kami menurut cara yang kami kehendaki? Sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun dan pandai.”406

قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ 

88.   Dia (Syu’aib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal, dan kepada-Nya (pula) aku kembali.



----------------------
Catatan Kaki:
406. Perkataan ini mereka ucapkan untuk mengejek Nabi Syu’aib a.s.

----------------------
Tadabbur:
Ayat 82-83 menjelaskan betapa dahsyatnya siksaan Allah pada kaum Luth yang suka melakukan perbuatan homoseks. Allah jungkir balikkan negeri mereka dan menghujani mereka dengan batu-batu merapi yang sudah ditandai untuk setiap mereka sehingga tidak ada satu pun dari mereka yang lolos.

Ayat 84-88 menjelaskan pembangkangan masyarakat Madyan terhadap Allah dan Rasul-Nya, Syuaib. Seperti rasul-rasul sebelumnya, Syuaib menyeru kaumnya untuk mentauhidkan Allah dalam ibadah dan semua aspek kehidupan, termasuk muamalah (ekonomi dan bisnis).

Kecurangan dalam timbangan dan takaran (termasuk spesifikasi pekerjaan) telah menjadi budaya mereka. Ekonomi dan bisnis yang tidak didasari Tauhid akan merusak kehidupan ekonomi masyarakat.

Persoalan mendasar yang mereka hadapi ialah kebiasaan (habit) menyembah berhala dan hidup dengan sistem ekonomi dan sistem hidup jahiliyah lainnya yang diterima dari nenek moyang telah menjadi budaya dan melembaga dalam kehidupan masyarakat Madyan. Mereka bukan hanya menolak sistem hidup yang datang dari Allah, Tuhan Pencipta mereka yang disampaikan Nabi Syuaib, akan tetapi mereka mengajak nabi Syuaib untuk melanggar berbagai sistem Allah.

Nabi Syuiaib gencar menyerukan agar kaumnya jujur dalam timbangan dan takaran serta jangan sekali-kali melakukan kecurangan dalam ekonomi dan bisnis, karena akan merusak sistem ekonomi masyarakat. Ekonomi dan bisnis yang adil ialah yang berorientasi pahala dari Allah, yakni menerapkan sistem-Nya dalam produksi dan distribusinya.

Nabi Syu’aib tetap istiqamah menyampaikan kebenaran yang datang dari Allah. Sekeras apapun penolakan kaumnya, ia tetap melakukan misi perbaikan masyarakat secara maksimal, menyandarkan taufik dari Allah, tawakalnya pada-Nya dan merindukan kembali kepada-Nya.



↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭↭
📚 Mushaf Tadabbur
👤 Ust. Fathuddin Ja'far, MA
🏡 Komunitas Tadabbur Al-Quran (KontaQ)
----------------------------
Pendaftaran Grup KontaQ:
📎 http://bit.ly/GabungKontaQ
📱 WhatsApp
      Ikhwan: 0852-5541-3213
      Akhwat: 0896-1754-8384
----------------------------

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Log | CW | JT | MT
Copyleft © 2016. KontaQ-Komunitas Tadabbur Al-Quran - Seluruh Materi Tadabbur dalam Blog ini bersumber dari Mushaf Tadabbur (Qur'an Karim Terjemah, Makna Perkata dan Tadabbur ayat) Karya Ustadz Fathuddin Ja'far, MA yang diterbitkan oleh Penerbit Al-Bayan. Bagi yang ingin mengutip materi tadabbur dari blog ini, kami harapkan agar tetap mencantumkan sumber kutipan dalam upaya meraih keberkahan ilmu.
TC by CW Published by MT
Powered by Webblog