بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ قُلِ الْأَنْفَالُ لِلَّهِ
وَالرَّسُولِ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا
اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
1. Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang (pembagian)
harta rampasan perang. Katakanlah, “Harta rampasan perang itu milik Allah dan
Rasul (menurut ketentuan Allah dan rasul-Nya), maka bertakwalah kepada Allah
dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan
rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman.”
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ
إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ
زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
2. Sesungguhnya
orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah357
gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah
(kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.
الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
3. (yaitu) orang-orang yang melaksanakan shalat dan yang
menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ
رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
4. Mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta
rezeki (nikmat) yang mulia.
كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْ بَيْتِكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقًا
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لَكَارِهُونَ
5. Sebagaimana
Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, 358 meskipun
sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,
يُجَادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ بَعْدَمَا تَبَيَّنَ كَأَنَّمَا
يُسَاقُونَ إِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنْظُرُونَ
6. Mereka membantahmu (Muhammad) tentang kebenaran
setelah nyata (bahwa mereka pasti menang), seakan-akan mereka dihalau kepada
kematian, sedang mereka melihat (sebab kematian itu).
وَإِذْ يَعِدُكُمُ اللَّهُ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ
أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ
الْكَافِرِينَ
7.
Dan (ingatlah)
ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu
hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai
kekuatan senjatalah359 untukmu. Tetapi Allah tidak membenarkan yang benar dengan
ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya.
لِيُحِقَّ الْحَقَّ
وَيُبْطِلَ الْبَاطِلَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ
8. Agar Allah memperkuat yang hak (Islam) dan menghilangkan yang batil
(syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.
----------------------
Catatan
Kaki:
357. Menyebut sifat-sifat yang
mengagungkan dan memuliakan-Nya.
358. Menurut Al-Maragi, Allah mengatur pembagian harta rampasan perang
dengan benar, sebagaimana Allah menyuruhnya pergi dari rumah (di Madinah) untuk
berperang ke Badar dengan benar pula. Menurut Aṭ-Ṭabari, keluar dari rumah
dengan maksud berperang.
359. Kafilah
Abu Sufyan yang membawa dagangan dari Suriah. Sedangkan kelompok yang
berkekuatan senjata adalah kelompok yang datang dari Mekah dibawah pimpinan
Utbah bin Rabi’ah bersama Abu Jahal. Ini terjadi dalam peperangan, sasaran yang
mematikan adalah leher. Tetapi apabila lawan memakai baju besi, sehingga sulit
dikalahkan, maka tangannya yang dilumpuhkan, agar tidak dapat memegang senjata,
seperti: pedang, tombak dan lain-lain sehingga mudah ditawan.
----------------------
Tadabbur:
Surah Al-Anfal ini menjelaskan prinsip-prinsip keimanan dan problematika yang dihadapi Rasul saw.; terkait sahabat; generasi Islam pertama. Tujuh surat sebelumnya, (hampir 9 juz), menjelaskan problematika dakwah para rasul sebelum Nabi Muhammad saw., sejak dari Nuh sampai Isa ‘a.s. dalam menghadapi kaum mereka yang sulit sekali menerima kebenaran atau keesaan Allah. Di akhir surah Al-A’raf, dari ayat 184 baru Allah menceritakan kondisi dakwah Rasul di tengah kaum musyrikin Mekah. Ternyata, kondisi umat manusia dalam menerima dakwah para rasul itu sama saja.
Ayat 1-8 menjelaskan beberapa hal:
1) Persoalan harta rampasan perang yang menjadi
rebutan sebagian sahabat. Sistem pembagiannya murni ketentuan Allah. Menaatinya
adalah bukti konkret keimanan.
2)
Ciri-ciri mukmin sejati ialah: Bila disebut nama Allah bergetar hatinya, bila
dibacakan Al-Qur’an, bertambah imannya, bertawakal pada Allah, menegakkan
shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Allah berikan padanya. Imbalan
keimanan yang benar adalah derajatnya terangkat di sisi Allah, mendapatkan
ampunan dan surga di akhirat kelak.
3) Sebagian kaum muslimin membenci berperang di
jalan Allah waktu perang Badar, seakan digiring kepada kematian, karena rencana
awalnya hanya mencegat sekelompok pedagang kafir Quraisy yang melintasi kawasan
Badar. Mereka mendebat Rasulullah.
4) Kehendak dan strategi kaum mukmin belum tentu
sesuai dengan kehendak dan strategi Allah. Strategi kaum Mukmin seringkali
terpengaruh kepentingan duniawi jangka pendek (pragmatis). Sedangkan strategi
Allah adalah fundamental dan jangka panjang. Standar nilai yang dipakai Allah
adalah memenangkan yang hak dan melumpuhkan yang batil. Inilah jalan yang benar.
Posting Komentar